Selasa, 25 Januari 2011

Harga tembaga terus menguat



Harga tembaga terus melaju dalam tiga bulan terakhir ini. Mengintip data yang dilansir Bloomberg, harga tembaga mencetak rekor baru yaitu berada di angka $ 7.427 per metrik ton (MT). Harga ini naik dari harga sebelumnya $ 6.860 periode 19 Juli-21 Juli 2010. Dus, kenaikannya mencapai 5,3%.

Peningkatan harga tembaga ini ditengarai disebabkan oleh lonjakan kebutuhan China sejak awal tahun ini sebesar 20-30%. Tahu sendiri, China merupakan negara yang mengkonsumsi tembaga terbesar di dunia untuk kebutuhan peralatan elektronik. Ujung-ujungnya, produsen tembaga dari luar negeri mulai memburu tembaga untuk diproduksi kembali.

Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia, Priyo Pribadi Soemarno, rekor harga tersebut tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan harga tembaga di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memproduksi batuan konsentrat, yaitu batuan yang di dalamnya bercampur dengan tembaga, perak, dan emas. Nah, sebanyak 30% konsentrat itu di pakai dalam negeri untuk di ubah ke tembaga; sedangkan 70% konsentrat di ekspor ke luar negeri.

Priyo menyebut, harga logam yang telah dipisahkan tersebut naik 20 kali lipat harganya ketimbang ketika kondisinya masih konsentrat. Sayang, Indonesia lebih memilih untuk mengekspornya karena pabrik yang dapat memisahkan batuan tersebut hanya ada di Gresik. Nah, yang akan meraup untung dari kenaikan harga ini adalah Jepang dan Jerman.

"Karena kedua negara tersebut langsung menjual tembaganya dan kita ekspor konsentrat ke dua negara tersebut," kata Priyo.

Segendang seperjogetan dengan Priyo, Corporate Communications Freeport Budiman Murdijat mengatakan, rekor harga tembaga dunia tidak serta-merta membuat pendapatan PT Freeport meningkat. Soalnya, Freeport memiliki kontrak harga jangka panjang dengan pembeli.

"Kami tetap memproduksi seperti target," kata Budiman. Tahun ini, Freeport menargetkan penjualan tembaga sejumlah 1,2 miliar pound (1 ton=2.240 pound).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar